Mahasiswi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Rabu, 11 April 2018

ALAT-ALAT GELAS DI LABORATORIUM

Nama               : Ainan Dwi Lestari
NIM                : PO.71.3.203.17.1.003
Prodi               : D-III Analis Kesehatan
Dosen              : Dr. H. Herman, S.Pd., M.Kes.

ALAT-ALAT GELAS DI LABORATORIUM

Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dengan mencampur bahan-bahan anorganik yang telah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan kan menjadi benda padat. Berdasarkan jenis dan komposisi dari bahan anorganik yang menyusunnya, ada beberapa jenis gelas yaitu gelas biasa, gelas timbal, gelas borosilikat dan gelas leburan silika.
Alat gelas yang digunakan di laboratorium (laboratory glassware) umumnya merupakan gelas borosilikat. Gelas ini terbuat dari kuarsa/ silika oksida berkualitas tinggi, borong oksida, aluminium oksida dan natrium oksida. Gelas jenis ini mencair pada suhu agak tinggi dan mempunyai angka mulai yang kecil. Oleh karena itu dapat dipanaskan hingga suhu tinggi dan dapat direndam dalam air dingin atau es tanpa terjadi keretakan atau pecah. Selain itu, gelas borosilikat juga tidak bereaksi dengan bahan kimia sehingga cocok digunakan sebagai alat gelas di laboratorium.
Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, setiap praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan peralatan dasar yang biasa di gunakan dalam laboratorium serta menerapkan K3 nya di laboratorium.

1.        Gelas Kimia/ Gelas Piala (Beaker Glass)
Biasanya terbuat dari tipe boroksilikat. Bentuk beaker glass memiliki beberapa tipe tinggi dan pendek dengan skala di sepanjang dindingnya. Mempunyai kapasitas ukuran (volume) dari 5-6000 ml.
a.         Prinsip kerja :
Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti.
b.        Fungsi :
·           Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi;
·           Sebagai tempat melarutkan dan menampung zat;
·           Memanaskan cairan;
·           Media pemanasan cairan.
c.         K3 :
·           Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik;
·           Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan larutan asam dengan konsentrasi tinggi.

2.        Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, dengan diameternya semakin ke atas semakin kecil yang tertera di sepanjang dindingnya. Labu erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labur erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran volume dari 25 – 5000 ml.
a.         Prinsip kerja :
Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat, sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah  biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.
b.        Fungsi :
·           Untuk menyimpan dan memanaskan larutan;
·           Menampung titran hasil penyaringan;
·           Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.
c.         K3 :
Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik.

3.        Tabung Reaksi (Test Tube)
Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas antara lain : boroksilikat, soda, fiolax dan supermax. Soda glass tidak tahan pemanasan, fiolax glass tidak peka terhadap perubahan panas dan pemanasan setempat. Tabung reaksi yang terbuat dari fiolax dan soda glass umumnya berdinding tipis, sedangkan tabung reaksi yang terbuat dari boroksilikat dan supermax tahan pemanasan. Ukuran tabung reaksi ditetapkan berdasarkan atas diameter mulut tabung bagian dalam dan panjang tabung, diameter antara 70-200 mm dengan ukuran mulai 5-75 ml.
a.         Prinsip kerja :
Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan untuk meletakkan sampel (darah).
b.        Fungsi :
·           Mereaksikan larutan dalam skala kecil;
·           Untuk memanaskan sampel atau cairan.
c.         K3 :
·       Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran tabungnya agar tidak jatuh;
·       Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan.

4.        Labu Ukur/ Labu Takar (Volumetrik Flask)
Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, mempunyai mulut labu dengan ukuran standar yang dilengkapi dengan tutupnya. Tutup labu dapat terbuat dari gelas asah atau teflon. Mempunyai bentuk alas bulat dan leher panjang dengan mulut sempit. Pada lehernya terdapat tanda batas yang menunjukkan volume sebagaimana tertera pada badan labu. Labu ukur atau labu takar mempunyai kapasitas volume 5 – 2000 ml.
a.         Prinsip kerja :
Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur larutan secara teliti.
b.        Fungsi :
·           Mengencerkan larutan dengan volume tertentu secara teliti dan seksama;
·           Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu secara teliti dan seksama.
c.         K3 :
·           Tidak boleh dipanaskan;
·           Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.

5.        Gelas Ukur (Measuring Cylinders)
Gelas ukur berbentuk silinder atau pipa yang mempunyai kaki/ dudukan sehingga dapat ditegakkan dan ukurannya tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Gelas ini terbuat dari jenis gelas boroksilikat dengan kapasitas volume gelas ukur 5-2000 ml.
a.         Prinsip Kerja :
Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan.
b.        Fungsi :
Dapat digunakan untuk merendam pipet dalam asam pencuci, dan gelas ukur yang dilengkapi dengan tutup asah digunakan untuk melarutkan zat hingga volume tertentu.
c.         K3 :
Perhatikan saat menuangkan larutan, jangan sampai larutannya mengalir pada tepi gelas ukur.
6.        Buret (Burettes)
Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas soda, boroksilikat, amber. Bentuk buret dibedakan dengan ujung kran lurus (burettes with straight stopcock) dan buret dengan keran bengkok (burettes with lateral stopcock). Mempunyai ukuran 10-100 ml dengan pembagian sub skala mulai dari 0,05-0,2 m.
a.         Prinsip Kerja :
Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum digunakan. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung udara di bawah kran karena menyebabkan kesalahan saat melakukan titrasi.
b.        Fungsi :
·           Untuk mengeluarkan larutan dengaan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi;
·           Kran berfungsi sebagai penutup atau pembuka larutan.
c.         K3 :
·           Letakkan pada keranjang plastik;
·           Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan putaran kran buret dan mencegah kebocoran.

7.        Corong (Funnels)
Terbuat dari atau plastik atau borosilikat dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan tangkai pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut. Mempunyai ukuran mulai dari yang berdiameter 25 mm sampai 125 mm.
a.         Prinsip Kerja :
Membantu memasukkan cairan dalam suatu wadah dengan ukuran mulut kecil.
b.        Fungsi :
Digunakan untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
c.         K3 :
Saat menuangkan larutan, corong sebaiknya tidak bersentuh dengan mulut wadah usahakan menjauh sedikit.

8.        Pipet Volume/ Pipet Gondok (Volumentric Pipettes)
Berbentuk seperti pipa yang bagian tengahnya menggelembung. Pada batang pipet terdapat tanda batas meligkar dan tulisan angka yang menunjukkan volume pipet. Volume pipet tersebut mempunyai kapasitas dari 1 ml sampai 100 ml.
a.         Prinsip Kerja :
Memipet atau memindahkan volume cairan dengan teliti atau seksama.
b.        Fungsi :
Untuk mengambil, memipet sejumlah volume cairan dan memindahkan secara tidak teliti dan seksama sebagaimana yang tertera pada batang pipet volume.
c.         K3 :
·           Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x;
·           Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun;
·           Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.

9.        Pipet Ukur (Graduated Pipettes)
Menyerupai pipa dengan salah satu ujungnya menyempit. Terdapat skala pada batangnya dan mulut yang lain lebar. Mempunyai kapasitas mulai dari 0,1-25 ml.

a.         Prinsip Kerja :
Memipet cairan secara kurang teliti dan tidak masuk dalam perhitungan pada penetapan kadar.
b.        Fungsi :
Digunakan untuk mengambil, memindahkan atau memipet sejumlah volume larutan atau cairan secara tidak teliti.
c.         K3 :
·           Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x;
·           Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun;
·           Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat memipet.

10.    Desikator (Desiccators)
Desikator terbuat dari gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe gelas jenis atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari porselin yang digunakan untuk meletakkan alat-alat gelas, asam sulfat pekat, fosfor pentaoksida, kalsium oksida dan sebagainya dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin arena dilapisi vaselin. Ada dua macam desikator yaitu desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silica gel yang terletak di bawah piringan. Pengering silikagel biasanya diberi indikator warna biru yang kering dan jika telah mengikat uap air warna akan berubah menjadi merah. Silikagel yang telah jenuh dengan uap air dapat dikeringkan lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu 100o. Tutup desikator pada bagian permukaan harus diberi bahan pelican, misal : silicon grease, agar dapat tertutup lebih rapat.
a.         Prinsip kerja :
Mendinginkan, mengeringkan serta menyimpan zat atau bahan.
b.        Fungsi :
·           Digunakan untuk mendinginkan bahan atau alat gelas (misalnya krus porselin, botol timbang) setelah dipanaskan dan akan ditimbang;
·           Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau bahan yang harus diliindungi terhadap pengaruh kelembapan udara.
c.         K3 :
Gunakan dua buah tangan untuk membawa desikator atau untuk membukanya, tangan pertama digunakan sebagai penahan desikator dan tangan yang lain digunakan untuk mendorong tutup desikator. Jika desikator dihampa udarakan, sebelum dibuka kran harus dibuka terlebih dahulu agar tekanan udara di dalam dan diluar desikator sama hingga akan memudahkan untuk membukanya.

11.    Batang Pengaduk (Strirring Rod)
Terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus dengan polietilen yang tahan panas. Batang pengaduk mempunyai panjang sesuai dengan keperluan. Umumnya bergaris tengah 2-4 mm dan mempunyai panjang yang bervariasi 6 – 30 cm.
a.         Prinsip Kerja :
Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
b.        Fungsi :
·           Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang umumnya berada pada gelas kimia, erlenmeyer atau tabung reaksi;
·           Digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari suatu bejana ke bejana lain.
c.         K3 :
Dalam mengaduk tidak bolek terlalu kuat atau kasar agar larutan tidak terpecik dan wadah tidak pecah.

12.    Gelas Arloji (Watch Glasses)
Terbuat dari kaca bening, mempunyai ukuran mulai dari 3,5 mm sampai 10,0 mm.
a.        Prinsip Kerja :
Wadah penimbangan zat padat
b.        Fungsi :
·           Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel;
·           Tempat saat menimbang bahan kimia;
·           Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
c.         K3 :
Berhati – hati saat menempatkan wadah.

13.    Corong Pisah (Separatory Funnels)
berbentuk kerucut (buah per) bulat dn silinder, dilengkapi dengan kran dan tutup yang terbuat dari bahan gelas asah atau teflon. Terbuat dari gelas borosilikat, tidak berwarna dan amber. Mempunyai kapasitas dari 50-2000 ml. Corong pisah ada yang bertengkar pendek dan panjang yang dilengkapi dengan penyambung gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur tetesan.
a.         Prinsip Kerja :
Mengekstraksi zat cair dengan zat cair.
b.        Fungsi :
Digunakan untuk ektraksi zat, dapat pula mengatur aliran zat cair pada proses kromatografi kolom dan reaksi kimia lainnya.
c.         K3 :
·           Sebelum menggunakan, lakukan pengecekan tutup dan kran corong pisah sudah tepat dan tidak bocor;
·           Dalam pengocokkan corong pisah dilakukan dengan cara memegang bagian atas berikut tutupnya dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang tangkai corong berikut kerannya.

14.    Kondensor (Condensers)
Kondensor mempunyai bentuk panjang yang berbeda-beda sesuai dengan kegunaan masing-masing. Kondensor terbuat dari gelas boroksilat, umumnya dapat dirangkai dengan alat gelas lain untuk berbagai keperluan.
a.        Prinsip Kerja :
Zat dipanaskan, kemudian uap panas akan naik lalu dialirkalah air dingin melalui selang sehingga uap panas tadi tidak lepas ke udara tetapi kembali mengembun dan jatuh lagi ke bawah. Pada prinsip kerja kondensor, volume dari larutan yang dipanaskan akankonstan karena tidak ada uap yang lepas ke udara.
b.        Fungsi :
Digunakan intuk menggembungkan atau mendinginkan uap yang terjadi pada proses reaksi, sintesa, atau pada sistem destilasi, ekstraksi, saponifikasi, esterifikasi, metilasi dan sebagainya.
c.         K3 :
Pada saat melakukan destilasi, kita harus memperhatikan suhunya. Apabila terlalu tinggi maka akan menyebabkan endapan yang seharusnya didapat akan gosong dantidsak dapat dilanjutkan prosesnya ke rekristalisasi.

15.    Botol Pereaksi (Reagent Bottles)
Botol pereaksi terbuat dari boroksilikat, atau gelas soda, ada yang jernih-transparan dan amber. Botol mempunyai mulut atau leher lebar dan normal dengan kapasitas 30-5000 ml dilengkapi dengan tutup yang terbuat dari kaca asah.

a.         Prinsip kerja :
Botol pereaksi dengan mulut lebar digunakan untuk menyimpan cadangan pereksi dengan frekuensi tinggi. Botol pereaksi mulut sempit digunakan untuk menyimpan cadangan  zat pereaksi.
b.        Fungsi :
Menyimpan larutan, khusus untuk penyimpanan asam yang berasap botol dilengkapi dengan penutup bahan atau kap asam.
c.         K3 :
·           Khusus untuk larutan asam, botol pereaksi diletakkan pada lemari asam;
·           Pasang tutup botol agar larutan tidak bercampur dengan udara.

16.    Botol Penetes (Dropping Bottles)
Terbuat dari gelas boroksilikat, ada yang jernih-transparan dan amber. Kapasitas 30 – 250 mL dilengkapi dengan tutup yang mempunyai tempat mengalirkan cairan/ meneteskan cairan atau tutup yang dilengkapi dengan pipet.

a.         Prinsip Kerja :
Menyimpan dan meneteskan cairan.
b.        Fungsi :
Digunakan untuk menyimpan cairan indikator, cairan pewarnaan dan sebagainya. Selain itu, botol ini digunakan untuk menyimpan larutan indikator yang biasanya digunakan dalam proses analisis kuantitatif dengan titrasi.
c.         K3 :
Saat mengangkat pipet dalam botol, harus hati – hati jika tidak maka cairan akan berceceran.

17.    Pipet Tetes (Dropping Pipettes)
Mempunyai bentuk pendek atau panjang dan dilengkapi dengan karet penghisapnya. Pipet ini berupa pipa kecil yang terbuat dari kaca atau plastik (biasanya dikenal sebagai pipet pasteur).
a.         Prinsip Kerja :
Menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.
b.        Fungsi :
Memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya dalam skala kecil.
c.         K3 :
Setelah memipet miringkan sedikit pipet agar larutan yang dipindahkan tidak menetes dan luruskan kembali pipet saat akan memindahkannya pada wadah lainnya.

18.    Botol Timbang (Wlighting Bottles)
Botol timbang terbuat dari jenis gelas boroksilikat, dilengkapi dengan tutup asah. Botol timbang mempunyai tipe bentuk tinggi dan pendek. Kapasitas botol timbang mulai 15-80 ml.
a.         Prinsip kerja :
Menentukan kadar air.
b.        Fungsi :
Digunakan di dalam menentukan kadar air suatu bahan, selain itu digunakan untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan cair.
c.         K3 :
Gunakan botol ini dengan hati-hati dan selalu menggunakan kedua tangan.

19.    Labu Iodium (Iodium Determination Flask)
Labu iodium atau disebut juga sebagai labu iod merupakan salah satu alat gelas laboratorium yang terbuat dari kuarsa/silikat oksida, boron oksida, aluminium oksida dan natrium oksida.Labu iodium mirip labu Erlenmeyer bertutup asah dan pada mulut labu dilengkapi oleh suatu piringan kaca yang digunakan untuk menempatkan cairan/larutan atau air yang berguna untuk mengikat uap iodium hasil reaksi.Labu iodium mempunyai kapasitas ukuran 100 sampai 500.
a.         Prinsip Kerja :
Memasukkan sampel dalam labu iodium dan tutup dengan rapat, jangan sampai ada gelembung udara di dalamnya.
b.        Fungsi :
Adapun kegunaan labu iodium adalah untuk mereaksikan zat yang biasanya menghasilkan iodium.
c.         K3 :
·           Pecahnya labu yang dapat diatasi dengan mengganti yang baru;
·           Retaknya labu yang dapat diperbaiki dengan lem;
·           Apabila tutup labu kurang rapat ketika sedang digunakan dalam mereaksikan, maka aroma iodium yang menyenngat akan terhirup dan akan mengganggu kerja sehingga tutp labu harus ditutup rapat.

20.    Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks)
Terbuat dari gelas boroksilikat dengan ukuran kapasitas 50 – 1000 ml.
a.        Prinsip Kerja :
Posisi labu harus miring dengan mulut menyandar     pada penampung uap asam.
b.        Fungsi :
Digunakan untuk destruksi atau digesti protein dan dapat pula digunakan sebagai labu destilasi pada hasil destruksi protein.
c.         K3 :
Pada saat melakukan penampungan larutan asam maka kita harus memerhatikan dengan baik kemiringan untuk megahsilkan hasil destruksi sesuai dengan keinginan.

21.    Bunsen/ Lampu Spiritus
Pemanas yang bentuknya seperti tabung yang berisi bahan bakar dan memiliki sumbu yang dapat menghasilkan api. Bahan bakar dari bunsen atau lampu spiritus ini macam-macam, ada yang dari alcohol, spiritus, dan minyak gas.
a.         Prinsip kerja :
Mengisi bahan bakar sebanyak ¾ bagian dari bunsen.
b.        Fungsi : 
Untuk menciptakan suasana steril dan alat pemanasan larutan.
c.         K3 : 
·           Ketika menggunakan bunsen kita harus sangat hati-hati karena mudah untuk terbakar, maka isikan bahan bakar secukupnya.
·           Jangan lupa siapkan tutup untuk nantinya mematikan nyala api pada bunsen.

22.    Soxhlet = Alat Ekstraksi Soxhlet = Liquid-Solid Extractor
Ekstraktor soxhlet adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk mengekstrak suatu senyawa. Dan umumnya metode yang digunakan dalam instrumen ini adalah untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut namun jika suatu senyawa mempunyai kelarutan yang tinggi dalam suatu pelarut tertentu, maka biasanya metode filtrasi (penyaringan/pemisahan) biasa dapat digunakan untuk memisahkan senyawa tersebut dari suatu sampel.
a.      Prinsip kerja :
Salah satu model ekstraksi (pemisahan/ pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru dalam mengekstraknya sehingga terjadi ekstraksi yang continue dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kodensor).
b.      Fungsi :
Untuk mengekstaksi zat padat dengan zat cair secara terus menerus.
c.       K3 : 
Pada saat melakukan penyaringan kita harus memerhatikan dengan baik alatnya dengan pemfokusan tegak benda agar proses ekstraksi baik.

23.    Obyek Gelas
Merupakan gelas preparat untuk pemaparan sediaan darah atau pemeriksaan lain yang akan diperiksa dengan mikroskop.
a.         Prinsip kerja :
Media preparat penelitian mikroskop dengan membentuk goresan atau irisan.
b.        Fungsi :
Pembuatan sediaan atau preparat (bahan atau sampel).
c.         K3 :
Harus steril dan digunakan secara disposibble.

24.    Deck Glass
Deck glass adalah penutup obyek glass, berbentuk persegi lebih kecil dan tipis karena dimaksudkan agar bisa menutupi preparat tanpa mengganggu pemfokusan pengamatan dibawah mikroskop.

a.         Prinsip kerja :
Kaca penutup khusu untuk kamar hitung biasanya lebih tebal daripada kaca penutu biasa, tetapi sewaktu-wakt kita bisa menggunakan kaca penutup yang biasa. Untuk menentukan tinggi antara penutup dengan kamar hitung yatu 1/10 mm ditunjukkan dengan adanya warna pelangi yang disebu cicncin newton.
b.      Fungsi :
Menutup sediaan preparat (sampel/ bahan) atau kamar hitung.
c.       K3 : 
Pada saat melakukan penutupan pada sediaan yang akan diamati maka deck gelas harus steril dan sediaan harus sesuai dengan ukuran dari deck glass itu sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMERIKSAAN SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSAMINASE (SGPT) KIMIA KLINIK

Nama                : Ainan Dwi Lestari NIM                 : PO.71.3.203.17.1.003 Prodi                : D-III Teknologi Laboratoriu...